Dalam video berdurasi 2 menit 7 detik yang diterima Kamis (10/8/2023), awalnya Parosil mengungkapkan bahwa warga NU tersebar di mana-mana dan dapat berkontribusi dalam membesarkan NU.
"Yang namanya NU ini berada di mana-mana, sama dengan Pak Parosil. Pak Parosil hari ini adalah ketua DPC PDIP Lampung Barat. Mas Jafar juga Ketua (DPC) PKB Lampung Barat. Tapi kami berdua ini mempunyai niat yang sama, membesarkan Nahdlatul Ulama," ujarnya, turut menyebut nama Ketua DPC PKB Lampung Barat Jafar Sodiq.
Kemudian Parosil tampak mengajak warga NU yang hadir untuk jangan ragu-ragu bergabung dengan partai politik mana saja.
"Mungkin hari ini ada di antara kalian yang ikut pendidikan ini mungkin di luar dari partai saya (PDIP) ataupun partai Mas Jafar (PKB). Mungkin ada di kuning, mungkin ada di hijau," ujarnya, menyebutkan juga nama Ketua DPC PKB Lampung Barat, Jafar Sodiq.
Namun kemudian, di akhir video ia melarang audiens untuk bergabung ke PAN serta PKS. Menurut dia, dua partai tersebut memiliki pemahaman yang berbeda.
"Yang penting jangan masuk yang dua, karena yang dua ini berbeda pemahamannya dengan kita. Yang pertama itu Partai Amanat Nasional (PAN) karena itu organisasinya Muhammadiyah yang kedua PKS. Kalau yang lain monggo-monggo wae (silakan saja)," lanjut dia lagi disambut tepuk tangan oleh peserta yang hadir.
Orasi itu disampaikan dalam kegiatan Pendidikan Dasar Nahdlatul Ulama yang berlangsung di Lampung Barat. Tepatnya di Kecamatan Suoh pada Minggu (6/8/2023) lalu.
![]() |
Jangan pilih dua partai ini: PKS dan PAN, kata Parosil Mabsus |
Menanggapi hal itu, Ketua PBNU Prof Mukri mengatakan bahwa apa yang disampaikan dalam video itu tidaklah benar.
Dia menjelaskan bahwa pengurus Nahdlatul Ulama tidak pernah melarang atau membatasi hak kadernya dalam berpolitik.
"Tidak benar itu, Nahdlatul Ulama tidak pernah melarang itu. Itu Ketua PAN juga buktinya silaturahmi ke NU, jadi silahkan warga NU menggunakan hak pilihnya, hari ini NU bukan hanya milik satu partai, NU ada di semua partai," kata dia, Kamis (10/8/2023).
Menurut Mukri, NU hari ini ingin menjadi payung yang besar yang tujuannya bisa menjadi pembeda dan menyejukkan.
"NU hari ini menjadi payung besar, siapa saja boleh berteduh dan tujuannya bisa menjadi penyejuk. Jadi pengurus tidak pernah melarang untuk kader dalam berpolitik dan memilih partai manapun," terang dia.
Sementara itu, Parosil Mabsus belum memberikan tanggapan. Tim detikSumbagsel telah menghubungi melalui telepon maupun WhatsApp untuk meminta tanggapan. Pesan WhatsApp belum direspons meski telah dibaca.
[UPDATE] Ketua PDIP Lampung Barat Bantah Larang Warga NU Masuk PKS dan PAN
Ketua DPC PDIP Lampung Barat, Parosil Mabsus bantah telah menjelek-jelekkan partai PAN dan PKS dalam kegiatan Nahdlatul Ulama. Dia menuding ada pihak yang sengaja ingin menjatuhkannya hingga kemudian video tersebut tersebar.
Ditemui saat menghadiri kegiatan Rakerda IV DPD PDI Perjuangan Lampung, Parosil berdalih bahwa kegiatan itu merupakan kegiatan internal Nahdlatul Ulama yang tertutup. Bahkan disebut bahwa tidak ada peserta yang membawa handphone dalam acara.
"Pertanyaan saya gini, bisa benar (video) itu. Karena ini kan internal lho ya, tertutup, dan seluruh peserta tidak bawa handphone. Ini tanda tanya aja, siapa yang mulai. Yah, namanya politik. Saya kalau ngomong di mana-mana kan tegas, boleh lah direkam. Pasti ada yang ingin menghancurkan saya. Itu jelas kegiatan tertutup, internal Nahdlatul ulama," kata Parosil.
Dalam kesempatan ini, eks Bupati Lampung Barat tersebut juga menjelaskan tidak berniat untuk menjelekkan partai lainnya.
"Dan juga saya tidak ada menjelek-jelekan, itu tidak ada. Saya sadar, dan saya tahu lah. Itu partai sah, nggak mungkin saya jelek-jelekin. Karena begini, jadi selama ini Muhammadiyah itu kan identik dengan PAN ya silahkan, itu aja nggak ada masalah. Nggak ada maksud saya nggak boleh nyoblos, atau apa, enggak ada. Itu partai sah masa saya jelek-jelekin," jelas dia.
Dia juga mengimbau jelang pelaksanaan pemilu 2024 tidak ada perpecahan sehingga membuat suasana memanas.
"Jangan sampai karena pemilu kita terpecah belah, tidak bertegur sapa. Jangan sampai gitu lah, mau ngapain," tandas Parosil. [Buletindewata/detik]