Bantah Terima Rp 11 M Dari Ganjar, Ketua Gempadewa: Sepeser Pun Saya Belum Terima Uang Pembebasan Wadas!

  • Bagikan
X
BULETINDEWATA.COM - Bakal calon presiden (Bacapres) PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo dianggap telah menyebarkan pernyataan bohong soal pemberian uang Rp11 miliar kepada ketua kelompok penolak pembangunan Bendungan Bener di Wadas, Purworejo, Jawa Tengah.


Hal itu diungkapkan oleh akun Twitter @Wadas_Melawan yang mengunggah sebuah video berdurasi 59 detik dan beberapa utas kicauan. 


Video tersebut merekam pernyataan seseorang bernama Mbah Sudiman, yang disebut sebagai Ketua Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa).


"Dalam beberapa hari terakhir, jagat netizen dihebohkan dengan statement Ganjar bahwa ketua kelompok penolak tambang, yaitu Gempadewa telah menerima uang Rp11 M. Statement itu tentu saja mencederai komitmen, konsistensi warga Wadas (Gempadewa)," kata akun Twitter @Wadas_Melawan, Minggu pagi (23/7).


Menurut akun ini, pernyataan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar soal ketua kelompok penolak tambang telah menerima Rp11 miliar telah menciderai komitmen dan konsistensi warga Wadas yang tergabung dalam Gempadewa. Terlebih, kelompok ini masih konsisten menolak tambang.


"Tak sepeserpun Ketua Gempadewa menerima uang sebagai tanda diserahkannya tanah untuk ditambang. Jelas bahwa ini adalah pencemaran nama baik Gempadewa, khususnya Ketua Gempadewa yang dijabat oleh Bapak Sudiman," kata akun tersebut.


Menurut akun ini juga, siapapun yang menerima uang dari tim pembebasan tanah Wadas atau Ganjar Cs, maka bukan anggota, apalagi Ketua Gempadewa. 


Karena, memberi dan menerima uang pembebasan tanah untuk kepentingan tambang sama dengan tak peduli kelestarian alam Desa Wadas.


"Statement bohong dari Ganjar adalah bukti penghalalan segala cara untuk melegitimasi penambangan di Wadas. Belum jadi presiden saja sudah menebarkan statement bohong alias hoax gimana kelak kalau jadi presiden?!!" pungkas akun Wadas Melawan.


Sementara dalam video yang diunggah akun Wadas Melawan, Mbah Sudiman yang disebut sebagai Ketua Gempadewa mengatakan, sejak ada pembebasan lahan, dirinya belum pernah menerima uang sebesar Rp11 miliar sebagaimana yang disebutkan Ganjar.


“Yang menerima Rp11 miliar itu bukan Ketua Gempadewa, itu yang menerima Insin Sutrisno, bukan Ketua Gempadewa. Kalau Ketua Gempadewa kan saya. Saya kan namanya Sudiman, bukan Insin Sutrisno. Jadi yang jadi ketua Gempadewa sekarang itu kan saya sendiri, jadi saya masih menolak sampai sekarang," kata Mbah Sudiman dalam video tersebut.


Namun demikian, Sudiman tidak merinci secara detail siapa sosok yang disebut sebagai Insin Sutrisno tersebut.


"Kalau saya sepeser pun saya belum pernah menerima uang pembebasan dari pemerintah atau dari BPN-nya gitu. Jadi saya sampai sekarang itu masih menolak," pungkasnnya.



Diketahui, Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo sempat mengulas kembali soal penolakan Bendungan Bener di Desa Wadas, Purworejo. 


Ganjar mengatakan bahwa kelompok warga yang menolak proyek tersebut telah menerima ganti untung sebesar Rp 11 miliar.


Ganjar menilai, proyek tersebut akan sangat bermanfaat bagi warga sekitar. Bendungan ini, lanjutnya, akan menjadi solusi pengendalian banjir.


"Ini bendungan nanti tertinggi. Ini nanti akan menyelesaikan satu pengendalian banjir, dua, suplai air, dan kemudian derivat turunan dari proyek itu. Nilainya gede banget, dan sudah belasan tahun tidak pernah bisa berhasil," jelas Ganjar saat menghadiri Rakernas XVI Apeksi di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (13/7/2023).


Bakal calon presiden (Bacapres) PDI Perjuangan itu mengaku telah turun langsung ke lapangan dan berkomunikasi dengan warga. 


Ganjar datang langsung berhadapan dengan ketua kelompok yang protes atas proyek itu.


Dia mengklaim konflik lahan yang dipersoalkan telah teratasi. Ganjar juga menyebut uang ganti untung Rp 11 miliar telah diserahkan ke ketua kelompok yang menolak proyek tersebut.


"Saya sampaikan kepada mereka, ketua kelompok penolaknya sudah menerima dan mendapatkan ganti untung Rp 11 miliar," tutur Ganjar.


Meski demikian Ganjar menyinggung kasus Wadas masih menjadi sorotan karena informasi yang tidak utuh. Hal itu membuatnya masih dibully sampai sekarang.


"Hari ini saya masih di-bully karena seluruh informasi tidak terbagi dengan baik," jelasnya.[Buletindewata/RMOL]

Baca Juga

Penting:

Apabila terdapat kesalahan informasi dalam berita ini, silahkan kirim koreksi/laporan Anda ke alamat email kami di [email protected].
  • Bagikan